Langsung ke konten utama

Cerbung "Jejak Luka Part 3"


                                                                           
  Jejak Luka 3

          Rana menyandarkan punggung nya pada tepian buth up, menyandarkan tubuh ringkihnya.  Membiarkan tubuhnya terendam, Aroma bungga Jusmine yang menenangkan menguar dari air yang telah dicampurkan oleh sabun. 

         Kepalanya menengadah ke atas. Hanya kamar mandi ini yang seakan membuatnya lupa bahwa ‘wanita itu’ pernah menjajaki seluruh ruangan dirumah mewah itu. 
   
Hampir seluruh sudut ruangan di rumah itu selalu mengigatkannya pada ‘wanita itu’. 

        Mengigatkannya akan masa lalunya yang kelam. Menjadikannya menjadi kenangan kelam dalam garis takdir hidupnya.

” Dia wanitaku, jangan sekali-kali medebatkan apalagi sampai mengaturnya.”

“ Aku tidur di kamar tamu, Aku ingin menghabiskan malam bersama wanitaku.”

“ Aku muak melihatmu! Mengapa kamu selalu mengaturku, huh? .”

“ Kenapa Kau selalu merecoki hidupku ? pergi jauh-jauh dari hidupku!.”

“ Jangan menyuruhnya dia sedang hamil.”

“ Aku lebih senang Yumna hamil anakku, dari pada kamu.”

“ Sialan apa yang kamu lakukan, HAH!.”

“ Pergi. Pergi kau  jauh-jauh sana, melihat mukamu dihadapanku semakin membuatku muak  saja!.”

“ Aku bosan melihatmu berkeliaran di kehidupan ku.”

“ Kenapa Aku harus hidup bersama wanita memuakkan sepertimu.”

“ Aku menyesal menikahimu.”

“ Aku lebih bahagia jika kita berpisah.”

“ Kita bercerai saja.”

“ Aku ingin Kau enyah dari hidupku selamanya.”

“Lajain Rana Aku menyesal telah mengenalmu !.”

Rana tertawa pahit. 

Saat ingatannya akan kata-kata dari Justin Suaminya kembali terbayang. 

Ia masih teringat  betul kata-kata kasar yang selalu Justin ucapkan kepadanya.

Ingatan itu bagai kaset yang terus berputar-putar dikepalanya.

Air matanya dtelah mengalih membentuk sungai mengalir di pipi mulusnya. 

Jujur ia benci air mata ini. Apa tidak cukup ia selalu menangis semenjak kedatangan wanita itu disini.

Apa tidak cukup ia bertahan untuk cinta bodohnya selama ini, hingga ia serasa dibodohi oleh cintanya sendiri ?

Tapi... apa yang bisa ia lakukan ia hanya dapat menangis dan tertawa  miris secara bersamaan.

“ Justin hanya mencintaiku,  Aku rasa Justin akan segera menceraikanmu, jika saja ia tidak pernah berjanji dihadapan orang tuamu yang sekarat lalu mati.”

"Lihat Justin bahkan lebih membelaku dari pada membelamu.”

“ Kau kasihan selali, nasibmu memang tidak pernah akan bahagia.”

“ Kau lihat sendirikan Justin sangat mencintaiku, dibandingkan kamu istrinya.”

“ Rana kau lihatkan, Justin bahkan rela pulang cepat saat rapat penting sedang berlangsung hanya demi Aku dan calon anaknya.”

“ Kau lebih baik pergi dari pada disini tidak pernah dianggap.”

“ Rana Kau dengar sendirikan Justin lebih memilihku dari pada wanita memuakkan sepertimu.”
“ Justin akan segera menikahiku begitu anak ini lahir.”

“ Kau seperti parasit, kata Justin ia sangat membencimu.”

          Kalimat ‘wanita itu’ kembali terbayang, seakan menjadi lagu disetiap hari-hari Rana, Rana mengigatnya karena kata-kata itu sangat sering ia dengar. Semakin sering  ia dengar , rasa sakitnya akan terus bertambah. 

          Rasa sakit dihatinya bahkan terlalu besar hingga hatinya telah mati rasa. Tak ada cinta, tak ada cinta lagi untuk siapapun termasuk  bagi Justin sendiri. 

Dan mungkin selamanya Rana akan hidup didalam kesakitannya.

        Wanita mana yang tak hancur bila, suaminya membawa wanita lain di bulan pertama pernikahan mereka.

       Dengan alasan wanita itu teman masa lalu, dan kedua orang tuanya telah meninggal sehingga ia hidup sebatang kara didunia?

      Benar, Justin tidak berbohong, menang benar wanita bernama  Yumna Zunia itu memang hidup sebatang kara semenjak kedua orang tuanya meninggal, ia memang tidak memiliki siapa-siapa, ia sekarang hidup sebatang kara tanpa ada sandaran. 

     Sama sepertinya, Rana bisa menerimanya karena merasa senasib . tapi beberapa hari dari itu, ia harus menerima kenyataan pahit.

      Bahwa Yumna bukan hanya teman masa lalu suaminya, melainkan cinta masa lalu Justin. Lebih tepatnya cinta pertama Justin, cinta pertama yang pupus ditengah jalan sebelum cinta itu mekar dan bersemi, hingga benih-benih cinta diantara mereka mulai mucul kembali saat mereka tinggal bersama.

       Hingga akhirnya hubungan mereka berkembang jauh, bahkan diluar  perkiraannya. Justin menghamilinya.

 Justin mengingkari janjinya dihadapan Tuhan. Dihadapan mendiang kedua orang tuanya.

        Rana harus menerima kenyataan pahit sekaligus ketika Justin mengatakan ia sudah tidak mencintainya. 

Kenyataan bahwa ini bukan mimpi.  Kenyataan jika ini sudah takdirnya.

Kenyataan jika cinta yang Justin janjikan dulu bukan untuknya. 

Janji itu terucap disaat mereka sedang dilanda kasmaran yang berlebihan.

 Janji itu hanya ucapan semata, tapi kenyataanya...

Rana bukan tulang rusuknya

Justin bukan cinta sejatinya

Justin bukan miliknya

Dan Rana bukan pilihan hati Justin

Buktinya Justin tidak bisa melengkapi hidup Rana seutuhnya

“ Abdiel Justin Gilbert.” Ujar Rana lirih

Rana beseru memanggil nama Justin pilu, ia terisak pelan. 

       Dengan perlahan ia membiarkan tubuh ringkihnya tenggelam oleh air Buth Up,  seakan –akan mengubur segala kenangan pahit itu, mengubur seluruh cinta dan kasih untuk Justin, juga mengubur rasa sakit hatinya. 

Tapi... masih ada cintakan ?

       Dua tahun hidup  dengan Justin tanpa cinta dan kasih sayang serta perhatian karena segera harapannya telah dicurahkan kepada orang lain membuatnya hampr bunuh diri. Kata-kata cinta yang terucap dari bibir Justin sekarang merupakan harapannya dulu. Tapi sekarang kata-kata itu tak berarti apa-apa.

Semua sudah terlambat.

     Rasa cintanya telah hilang dihapuskan oleh rasa sakit hatinya. Pintu maaf sudah tertutup rapat, tidak ada lagi kata maaf untuknya.

“Honey ... Honey !“

Samar-samar Rana mendengar seseorang memanggilnya dengan nada penuh rasa khawatir.

Tapi ia hiraukan karena kegelapan telah merengutnya.

Perlahan tubuh ringkihnya dibawa kedalam kehangatan tubuh orang yang mendekapnya dengan erat.

Membawa tubuh ringkihnya ke ranjang dan menyelimutinya dengan selimut hangat.

      Justin memeluk tubuh istrinya yang basah membaringkan tubuh keduanya diranjang mereka. ia tidak memperdulikan kemejanya yang basah bersamanya. 

Pria itu seakan melupakan hal itu.

Dan Rana sendiri enggan memikirkan hal itu. 

Ia lebih memilih terlelap di pelukkan hangat Justin yang mendekapnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi "Bisa Saja"

 Bisa saja aku marah Pada orang yang membuatku terluka Tapi untuk apa? Apakah aku akan menjadi bahagia? Aku yakin sabar ku Akan membawaku Menuju janji Allah Pahala dan surga Allah maha mengetahui  Allah maha penyayang Allah maha Adil Akan aku serahkan semua kepada pengadilan Allah Semoga perasaan terluka ini bisa segera hilang Digantikan dengan kebahagian Bukan kah setelah hujan timbul pelangi Bukan kah manusia hanya bisa berencana Dan semua kembali kepada Allah Apa yang menurutmu baik belum tentu baik untukmu Apa yang menurut Allah baik sudah pasti baik untukmu Maha Mengetahui Allah atas segala mahluk

Cerbung " Jejak Luka Part 8 "

Hay welcome back to my blogspot, sorry udah lama banget engga update dan cerita ini jadi terbengkalai padahal sebenernya udah beres nulisnya sampai tamat cuma belum sempet dipublish aja, semoga masih ada yang tunggu cerita ini , and enjoy your read salam sayang firaoh _fira                                                                      Cast :    Rana & Justine                                                                      Soundtrack : Tangga Kesempatan ke 2                                                                            Jejak Luka 8 “ Honey Liat bukankah jam tangan ini sangat pas untukku?” Justin menjulurkan tangannya meminta pendapat Rana   tentang jam tangan yang dipakainya. Rana terdiam . Matanya memandang lekat jam tangan yang dipakai Justin. Pandangannya berubah datar, ia ingat betul jam tangan yang dikenakan Justin suaminya. Ia tahu betul jam tangan itu, karena ia sendiri yang memberikan jam tangan

Cerbung " Jejak Luka Part 7"

Hay udah lama gak upload cerita jejak luka, kemarin sibuk soalnya sama sakit sedihh kalau inget, ohh ya sebenernya udah ngetik sampai beres cerita jejak lukanya tapi kayanya lupa gak ke save, yahhh jadi harus ulangi lagiiii.... hem hem hem maaf jika chapter yang ini pendek .. btw selamat baca and happy great day Oh iya aku bawa cast pemeran jejak luka semoga suka salam sayang firaoh-fira Bastian  Justin  Rana Jejak Luka 7 “ Apa sudah ada perubahan?” tanya Bastian yang merupakan sahabat karib Justin. Justin mengelengkan kepalanya lemah menjawab pertanyaan Bastian. Semua saran yang telah di lontarkan oleh Bastian seakan terbuang percuma. “ Apa aku terlalu jahat Bastian?.” Pria bernama Sebastian Indrawan menggeleng pasti.   Dia cukup tahu kisah hidup Justin dengan Rana. Dan itu cukup membuat Bastian prihatin kepada istri sahabatnya Justin. Ia sempat mengira Rana akan pergi meninggalkan Justin dan mencari kebahagiaannya se