Langsung ke konten utama

Cerbung " Jejak Luka Part 7"

Hay udah lama gak upload cerita jejak luka, kemarin sibuk soalnya sama sakit sedihh kalau inget, ohh ya sebenernya udah ngetik sampai beres cerita jejak lukanya tapi kayanya lupa gak ke save, yahhh jadi harus ulangi lagiiii.... hem hem hem maaf jika chapter yang ini pendek .. btw selamat baca and happy great day
Oh iya aku bawa cast pemeran jejak luka semoga suka salam sayang firaoh-fira

Bastian

 Justin 
Rana


Jejak Luka 7

“ Apa sudah ada perubahan?” tanya Bastian yang merupakan sahabat karib Justin.

Justin mengelengkan kepalanya lemah menjawab pertanyaan Bastian.

Semua saran yang telah di lontarkan oleh Bastian seakan terbuang percuma.

“ Apa aku terlalu jahat Bastian?.”

Pria bernama Sebastian Indrawan menggeleng pasti.

 Dia cukup tahu kisah hidup Justin dengan Rana.

Dan itu cukup membuat Bastian prihatin kepada istri sahabatnya Justin.

Ia sempat mengira Rana akan pergi meninggalkan Justin dan mencari kebahagiaannya sendiri.

Tapi ternyata perkiraannya salah.

“ Kau tidak jahat hanya saja kau terlalu kejam kepadanya.“ ucap Bastian sarkatis tanpa menutupi rasa tak sukanya.

“ Jika saja dulu Aku tidak goyah karena kedatangannya....”

Bastian mendengar gunaman pelan Justin.

Dia bisa mengerti bagaimana perasaan sahabatnya itu.

Tapi dia juga mengerti mungkin ini merupakan balasan atas perlakuannya dulu kepada istrinya Rana.

Drt drt drt

Bunyi dering ponsel membangunkan Bastian dari lamunannya. Deringan ponsel Bastian menggema diruangan kerja Justin.

Bastian tertegun melihat nama yang tertera di ponselnya.

‘Pesan dari Rana? Tumben’ batinnya.

From : Rana

Bisa tolong temui Aku? Ada yang ingin aku tanyakan.

Moriz Coffe shop dekat Rumah Sakit PMI jam 02.00 siang

Bastian dapat merasa perasaan tak  enak dari pesan yang ia baca.

Tentu saja ia merasakannya.

Lima tahun menimba ilmu di Amerika sebagai mahasiswa jurusan Psikolog membuatnya bisa membaca keadaan dari nada bicara atau kalimat terselubung dari maksud seseorang.

Ditambah ia tahu bahwa Rana bukan lah orang yang suka membuang-buang waktu  hanya untuk sekedar basa-basi.

“ Kau kenapa?.” Tanya Justin membuat Bastian berjengit kaget.

Ia dapat  melihat Justin mengerutkan keningnya bingung, seolah meminta penjelasan dari ekspresi wajahnya.

“ Ah... tidak apa-apa, oh iya Aku lupa Aku ada janji dengan seseorang. Jadi mungkin Kau bisa berkonsultasi lain kali.”

Justin menganggukkan kepalanya mengerti.

Bastian bangkit dari posisi duduknya lalu  berjalan menuju pintu saat ia hendak mengapai kenop pintu, ia membalikan tubuhnya dan berujar.

“ Kau sebaiknya membawa istrimu ke Dokter Psikis.” Saran Bastian.

Justin terdiam mendengar saran dari sahabatnya itu.

Sedangkan pria yang sudah memberi saran sudah melangkah pergi meninggalkan ruang kerja Justin.

Istrinya tidak gila

Yang Justin tahu Rana hanya jiwanya saja yang sedikit terguncang akibat ulahnya dulu.

Dan ia yakin istrinya tidak seperti yang dikatakan oleh Bastian Sahabatnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi "Bisa Saja"

 Bisa saja aku marah Pada orang yang membuatku terluka Tapi untuk apa? Apakah aku akan menjadi bahagia? Aku yakin sabar ku Akan membawaku Menuju janji Allah Pahala dan surga Allah maha mengetahui  Allah maha penyayang Allah maha Adil Akan aku serahkan semua kepada pengadilan Allah Semoga perasaan terluka ini bisa segera hilang Digantikan dengan kebahagian Bukan kah setelah hujan timbul pelangi Bukan kah manusia hanya bisa berencana Dan semua kembali kepada Allah Apa yang menurutmu baik belum tentu baik untukmu Apa yang menurut Allah baik sudah pasti baik untukmu Maha Mengetahui Allah atas segala mahluk

Cerbung " Jejak Luka Part 8 "

Hay welcome back to my blogspot, sorry udah lama banget engga update dan cerita ini jadi terbengkalai padahal sebenernya udah beres nulisnya sampai tamat cuma belum sempet dipublish aja, semoga masih ada yang tunggu cerita ini , and enjoy your read salam sayang firaoh _fira                                                                      Cast :    Rana & Justine                                                                      Soundtrack : Tangga Kesempatan ke 2                                                                            Jejak Luka 8 “ Honey Liat bukankah jam tangan ini sangat pas untukku?” Justin menjulurkan tangannya meminta pendapat Rana   tentang jam tangan yang dipakainya. Rana terdiam . Matanya memandang lekat jam tangan yang dipakai Justin. Pandangannya berubah datar, ia ingat betul jam tangan yang dikenakan Justin suaminya. Ia tahu betul jam tangan itu, karena ia sendiri yang memberikan jam tangan