Langsung ke konten utama

Cerbung " Jejak Luka Part 2 "


Jejak Luka 2

      Matahari bersinar cerah pagi ini, sinarnya menerobos masuk disela-sela  gordeng  kamar Justin dan Rana. Seperti biasa Rana selalu menyiapkan segala keperluan Justin, Justin hanya memperhatikan kegiatan istrinya dalam diam, ia selalu berharap masih ada tatapan cinta  itu, dimata indah istrinya, ia selalu berharap , ia selalu bermimpi tapi.. nihil. Tidak pernah ada lagi tatapan penuh cinta dari istrinya.

 Dan itu karena kesalahannya hingga wanita itu menghapus cinta itu dari hatinya.

“ Nah sekarang  Tuan Justin sudah tampan’ ucap Rana sambil memesangkan dasi suaminya. Setelah itu ia mengecup pipi Justin mesra.

Rana masih suka menyentuhnya

Sama seperti dulu.

“ Terima kasih” Balas Justin sambil menghadiahi kecupan singkat di sudut bibir istrinya.

Sebenarnya Justin enggan meninggalkan istrinya di rumah ini, ia masih ingin menghabiskan banyak waktu bersama wanita yang ia cintai, tapi ia sadar posisinya sebagai seorang direktur utama mengharuskannya untuk selalu ada di kantor karena banyak tugas penting yang menantinya.

Ia membalik badan hendak pergi meninggalkan rumah mewah itu, belum sempat tangannya menyetuh gagang pintu sebuah suara merdu istrinya menghentikan niatnya.

Telah habis sudah cinta ini

Tak lagi tersisa untuk dunia

Karna telah ku habiskan

Sisa cintaku hanya untukmu


Justin tertegun mendengarkan bait lagu itu, iya mengigatnya itu merupakan lagu kenagan mereka, dan lagu itu juga  adalah lagu yang ia nyanyikan saat melamar Rana sebagai istrinya. Rana masih mengigat dengan baik lagu kenangan mereka.

“ Kau mengingkari  janji di bait 4 Tuan Justin”

Suara datar dan dingin itu memenuhi pendengaran Justin, mata Justin terpejam pedih,  ia bagai tak punya tenaga, ia bahkan tidak sadar telah menjatuhkan tas kerjanya hingga jatuh ke lantai. Memang benar Justin sudah melangar janji dari lagu itu. Ia mengingkari janjinya sendiri.Ia membalikan badannya guna melihat wajah datar dan dingin istrinya, dia menyesal telah melanggar janjinya sendiri.

“ Tolong Maafkan Aku”

   Selalu seperti ini emosi Rana selalu berubah-ubah. Kadang ia akang sangat perhatian dan lembut tetapi dalam sekejap berubah menjadi kejam dan berhati dingin dalam waktu beberapa detik.

“ Percuma ... semua tak lagi sama”  jawab Rana.

     Justin berdiri mematung ditempatnya, tak mengidahkan ucapan istrinya. Seakan tuli. Ia terus melangkah mendekat , membawa tubuh ramping Rana, kedalam rengkuhannya, pelukan hangat yang selalu menenangkan, Jika dulu pelukan ini yang Rana harapkan, selalu bisa membuat Rana tenang, dan detik berikutnya memaafkan kesalahannya,serta membalas pelukan hangat ini sama eratnya, tapi sekarang sudah tidak lagi. 

Pelukan ini tidak berarti apa-apa.

Mengapa tidak seperti dulu?

“ Aku mohon beri aku kesempatan sekali lagi Rana , Aku mohon...”

“ Tidak.... Tuan Justin “

       Kini tak ada lagi panggilan sayang yang keluar dari mulut Rana untuk Justin, yang ada hanya perkataan dingin dan menusuk hati Justin bertubi-tubi hingga menjadi hancur berkeping-keping.

“ Jangan tinggalkan Aku .“ mohonnya.

     Entah sudah berapa kali permintaan itu meluncur dari mulutnya,  sejak beberapa bulan terakhir sosok Justin berubah menjadi cengeng layaknya seorang remaja yang tidak ingin ditinggalkan oleh wanita yang dicintainya. 

      Ia seperti remaja yang sedang patah hati. Ia begitu mencintai Rana, rasa cintanya terlalu besar dan dia serasa akan mati jika harus kehilangan Rana dari hidupnya, dari sisinya. 

Dia terlalu takut untuk kehilangan Rana. Terlalu takut bila Rana telah lelah dan pergi meninggalkannya. Dan kenyataan yang paling ia takutkan adalah kenyataan bahwa dihati Rana ia tidak lagi ada.

“ Aku tidak akan meninggalkanmu, seperti janjiku dihadapan alm kedua orang tua ku dan janji pernikahan kita, itu sudah cukup untuk mengikatku untuk terus bersamamu.” Suara dingin Rana berubah lembut ketika mengatakannya.

“ Aku sangat mencintaimu .”

“ Aku sangat membencimu .”

     Kenyataan seakan menampar Justin, seakan memaksa Justin untuk sadar jika Rananya telah berubah, dan yang membuat istrinya berubah adalah karenanya. Namun, hal itu tak menganggu keputusan Justin, dia akan tetap mempertahankan Rana apapun keadaannya, walau dalam hati kecilnya yang terdalam, ia sadar dan amat sangat sadar bahwa Rana selalu akan menderita jika terus disisinya. 

   Namun, sisi egoisnya seakan menahannya untuk dapat melepaskan Rana, sisi egoisnya menyangkal hal itu. Cintanya terlalu besar untuk istrinya dan ia tak bisa membayangkan hidupnya jika tanpa Rana disisinya,. 
  
  Egois memang, tapi itulah cinta, bagi Justin hanya inilah satu-satunya cara untuk mempertahankan cintanya.

Bukankah cinta dapat merubah seseorang menjadi egois

Dan Justinpun melakukan itu untuk Rana, demi Cintanya.

Bukankah cinta tidak pernah salah.

Cinta selalu benar

Tidak ada yang bisa menyalahkan cinta.

Karena cinta tak bisa disalahkan.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi "Bisa Saja"

 Bisa saja aku marah Pada orang yang membuatku terluka Tapi untuk apa? Apakah aku akan menjadi bahagia? Aku yakin sabar ku Akan membawaku Menuju janji Allah Pahala dan surga Allah maha mengetahui  Allah maha penyayang Allah maha Adil Akan aku serahkan semua kepada pengadilan Allah Semoga perasaan terluka ini bisa segera hilang Digantikan dengan kebahagian Bukan kah setelah hujan timbul pelangi Bukan kah manusia hanya bisa berencana Dan semua kembali kepada Allah Apa yang menurutmu baik belum tentu baik untukmu Apa yang menurut Allah baik sudah pasti baik untukmu Maha Mengetahui Allah atas segala mahluk

Cerbung " Jejak Luka Part 8 "

Hay welcome back to my blogspot, sorry udah lama banget engga update dan cerita ini jadi terbengkalai padahal sebenernya udah beres nulisnya sampai tamat cuma belum sempet dipublish aja, semoga masih ada yang tunggu cerita ini , and enjoy your read salam sayang firaoh _fira                                                                      Cast :    Rana & Justine                                                                      Soundtrack : Tangga Kesempatan ke 2                                                                            Jejak Luka 8 “ Honey Liat bukankah jam tangan ini sangat pas untukku?” Justin menjulurkan tangannya meminta pendapat Rana   tentang jam tangan yang dipakainya. Rana terdiam . Matanya memandang lekat jam tangan yang dipakai Justin. Pandangannya berubah datar, ia ingat betul jam tangan yang dikenakan Justin suaminya. Ia tahu betul jam tangan itu, karena ia sendiri yang memberikan jam tangan

Cerbung " Jejak Luka Part 7"

Hay udah lama gak upload cerita jejak luka, kemarin sibuk soalnya sama sakit sedihh kalau inget, ohh ya sebenernya udah ngetik sampai beres cerita jejak lukanya tapi kayanya lupa gak ke save, yahhh jadi harus ulangi lagiiii.... hem hem hem maaf jika chapter yang ini pendek .. btw selamat baca and happy great day Oh iya aku bawa cast pemeran jejak luka semoga suka salam sayang firaoh-fira Bastian  Justin  Rana Jejak Luka 7 “ Apa sudah ada perubahan?” tanya Bastian yang merupakan sahabat karib Justin. Justin mengelengkan kepalanya lemah menjawab pertanyaan Bastian. Semua saran yang telah di lontarkan oleh Bastian seakan terbuang percuma. “ Apa aku terlalu jahat Bastian?.” Pria bernama Sebastian Indrawan menggeleng pasti.   Dia cukup tahu kisah hidup Justin dengan Rana. Dan itu cukup membuat Bastian prihatin kepada istri sahabatnya Justin. Ia sempat mengira Rana akan pergi meninggalkan Justin dan mencari kebahagiaannya se