Langsung ke konten utama

Cerpen "Sixth Sense"


Sixth Sense

Udara pagi terasa sejuk setelah kemarin langit menjatuhkan air hujan yang lumayan lebat, seperti biasa Asa menunggu kedatangan Angga kekasihnya yang telah menjalin hubungan dengannya selama lebih dari 2 tahun dibangku halaman belakang rumahnya.

Sembari menunggu, Asa memetik salah satu mawar merah peliharaannya untuk diberikan kepada Angga, ya Angga sangat menyukai mawar merah, dan Asa tahu itu. Oleh karena itu Asa merawat sendiri tanaman itu sampai berbunga dengan indahnya.

Bunga mawar merah memang indah tetapi terdapat duri yang melindungi keindahannya, Ketika Asa hendak membersihkan duri yang terdapat dibunga mawar itu agar Angga tidak  tertusuk duri, tiba-tiba  Asa menatap tajam bunga mawar ditangannya dan meremas kuat bunga mawar merah itu, tak Ia hiraukan tangannya yang mulai meneteskan darah  akibat duri-duri tajam yang melukai tangannya. 

Ia terus saja meremas bunga mawar itu hingga hancur.

Puk

Ketika pundaknya ditepuk seseorang dari belakang, Ia pun membalikan badannya dan menemukan kekasihnya Angga menatapnya khawatir, setelah menetralkan perasaannya Ia kemudian menatap Angga dingin,

” Asa tanganmu berdarah “ ucap Angga panik ketika melihat tangan Asa yang terus meneteskan darah. 

Iapun hendak meraih tangan Asa untuk diperiksa. Tetapi Asa  malah menepisnya.

“ Tidak apa-apa” jawab Asa dingin sembari menatap tangannya, Asa baru menyadari tangannya yang terluka.

“ Ada perlu apa sehingga pagi-pagi, kamu repot-repot datang kemari ? ” lanjut Asa sambil menatap Angga dihadapannya.

Raut wajah Angga berubah ketika Asa bertanya pertanyaan itu, Ia seakan ragu untuk berbicara.

“ Asa sebenarnya....” ketika Angga hendak mengutarakan maksudnya Asa memotong kata-kata Angga.

“ Tidak perlu dilanjutkan Aku sudah tahu semuanya, dari pada Kamu berlama-lama disini dan meninggalkan gadismu dimobil sendirian, lebih baik Kamu segera menemaninya, “ ucap Asa

“ Asa Kam....” Kaget Angga.

” Iya Aku sudah tahu semuanya, tidak usah dipikirkan Aku baik-baik saja, dan mulai sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi kamu bebas menjalin hubungan dengan gadis manapun yang Kamu mau” Asa kembali memotong pertanyaan Angga.

“ Baiklah, maafkan Aku Asa “ jawab Angga sembari beranjak pergi.

Setelah Angga tidak terlihat lagi barulah air mata Asa jatuh juga, Ia menangis bukan karena sakit ditangannya, Ia menangis karena nasib cintanya dengan Angga yang telah terjalin lama hancur karena orang ketiga, kenapa Asa bisa mengetahui bahwa Angga kekasihnya mempunyai gadis lain, dan hendak memutuskan hubungan dengannya, karena Asa mempunyai kemampuan Sixth Sense. 

Ya kemampuan untuk bisa melihat masa depan, Asa bisa melihat masa depan 5 menit sebelum kejadian itu terjadi dan ya Asa mengetahuinya ketika Asa melihat bunga mawar yang hendak Ia berikan kepada Angga. 

Dan Ia membenci kemampuan itu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi "Bisa Saja"

 Bisa saja aku marah Pada orang yang membuatku terluka Tapi untuk apa? Apakah aku akan menjadi bahagia? Aku yakin sabar ku Akan membawaku Menuju janji Allah Pahala dan surga Allah maha mengetahui  Allah maha penyayang Allah maha Adil Akan aku serahkan semua kepada pengadilan Allah Semoga perasaan terluka ini bisa segera hilang Digantikan dengan kebahagian Bukan kah setelah hujan timbul pelangi Bukan kah manusia hanya bisa berencana Dan semua kembali kepada Allah Apa yang menurutmu baik belum tentu baik untukmu Apa yang menurut Allah baik sudah pasti baik untukmu Maha Mengetahui Allah atas segala mahluk

Cerbung " Jejak Luka Part 8 "

Hay welcome back to my blogspot, sorry udah lama banget engga update dan cerita ini jadi terbengkalai padahal sebenernya udah beres nulisnya sampai tamat cuma belum sempet dipublish aja, semoga masih ada yang tunggu cerita ini , and enjoy your read salam sayang firaoh _fira                                                                      Cast :    Rana & Justine                                                                      Soundtrack : Tangga Kesempatan ke 2                                                                            Jejak Luka 8 “ Honey Liat bukankah jam tangan ini sangat pas untukku?” Justin menjulurkan tangannya meminta pendapat Rana   tentang jam tangan yang dipakainya. Rana terdiam . Matanya memandang lekat jam tangan yang dipakai Justin. Pandangannya berubah datar, ia ingat betul jam tangan yang dikenakan Justin suaminya. Ia tahu betul jam tangan itu, karena ia sendiri yang memberikan jam tangan

Cerbung " Jejak Luka Part 7"

Hay udah lama gak upload cerita jejak luka, kemarin sibuk soalnya sama sakit sedihh kalau inget, ohh ya sebenernya udah ngetik sampai beres cerita jejak lukanya tapi kayanya lupa gak ke save, yahhh jadi harus ulangi lagiiii.... hem hem hem maaf jika chapter yang ini pendek .. btw selamat baca and happy great day Oh iya aku bawa cast pemeran jejak luka semoga suka salam sayang firaoh-fira Bastian  Justin  Rana Jejak Luka 7 “ Apa sudah ada perubahan?” tanya Bastian yang merupakan sahabat karib Justin. Justin mengelengkan kepalanya lemah menjawab pertanyaan Bastian. Semua saran yang telah di lontarkan oleh Bastian seakan terbuang percuma. “ Apa aku terlalu jahat Bastian?.” Pria bernama Sebastian Indrawan menggeleng pasti.   Dia cukup tahu kisah hidup Justin dengan Rana. Dan itu cukup membuat Bastian prihatin kepada istri sahabatnya Justin. Ia sempat mengira Rana akan pergi meninggalkan Justin dan mencari kebahagiaannya se