Dear Tuan Tanpa Nama
Dear Diary,
Hai sedang apa Kamu?
Maaf sudah lama Aku tak menuliskan surat kepadamu.
Akhir-akhir ini Aku sedang sibuk, sibuk apa? Kamu pasti penasaran.
Tapi Kamu jangan marah ya, baiklah Aku dan teman wanitaku membicarakan tentangmu.
Ya membicarakan tentang kapan Aku bisa bertemu denganmu.
Akhir-akhir ini Aku sedang sibuk, sibuk apa? Kamu pasti penasaran.
Tapi Kamu jangan marah ya, baiklah Aku dan teman wanitaku membicarakan tentangmu.
Ya membicarakan tentang kapan Aku bisa bertemu denganmu.
Ngomong-ngomong temanku berkata takut kalau
jodohnya ternyata sejak didalam kandungan ternyata tidak sempat dilahirkan.
Wanita itu, kata-katanya sangat menakutkan.
Ah.. Aku jadi merinding mengingatnya, sudahlah tidak usah dibahas.
Aku yakin Kamu pasti dilahirkan oleh seorang bidadari yang dengan setia mengasuh, merawat, serta menjagamu dengan sepenuh hatinya sehingga dapat menjadi sesosok Lelaki yang hebat.
Wanita itu, kata-katanya sangat menakutkan.
Ah.. Aku jadi merinding mengingatnya, sudahlah tidak usah dibahas.
Aku yakin Kamu pasti dilahirkan oleh seorang bidadari yang dengan setia mengasuh, merawat, serta menjagamu dengan sepenuh hatinya sehingga dapat menjadi sesosok Lelaki yang hebat.
Oh ya, kapan Kamu akan datang kerumahku?
Ayah dan Ibu sudah membicarakan kapan Kamu akan datang untuk melamarku.
Jangan takut Ayahku tidak galak, Aku akan meyakinkan Ayah bahwa Kau adalah lelaki yang tepat mengantikannya untuk menjagaku, mengantikan beliau yang dengan setia menjagaku selama ini.
Ayah dan Ibu sudah membicarakan kapan Kamu akan datang untuk melamarku.
Jangan takut Ayahku tidak galak, Aku akan meyakinkan Ayah bahwa Kau adalah lelaki yang tepat mengantikannya untuk menjagaku, mengantikan beliau yang dengan setia menjagaku selama ini.
Sudah dulu ya, aku tak ingin terlalu banyak
menulis, Kamu pasti bosan mendengar celotehan panjang lebarku. Maaf kan Aku ya?
Sampai jumpa lagi.
Mungkin dilain surat, atau... diperjumpaan yang
sesungguhnya.
Komentar
Posting Komentar