Lelaki ke
21
Clara Nadia tidak pernah
sekalipun menggoreskan bibirnya dengan mengunjingkan orang lain, tutur kata
gadis ini sangat lembut dan menenangkan hati,
Ia adalah gadis desa terpelajar, bukan hanya cantik secara fisik, Clara juga memiliki hati yang baik.
Ia selalu menyempatkan diri untuk berpuasa setiap senin dan kamis, mulut manisnya selalu melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, air matanya selalu menetes di setiap doanya kepada Sang Khalik.
Ia selalu berbakti kepada kedua orang tuannya. Apapun yang diinginkan kedua orang tuanya selama itu tidak melenceng dari Aqidah Agama Clara selalu menurutinya. Kedua orang tua Clara sangat bersyukur memiliki Clara sebagai putri mereka.
Ia adalah gadis desa terpelajar, bukan hanya cantik secara fisik, Clara juga memiliki hati yang baik.
Ia selalu menyempatkan diri untuk berpuasa setiap senin dan kamis, mulut manisnya selalu melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, air matanya selalu menetes di setiap doanya kepada Sang Khalik.
Ia selalu berbakti kepada kedua orang tuannya. Apapun yang diinginkan kedua orang tuanya selama itu tidak melenceng dari Aqidah Agama Clara selalu menurutinya. Kedua orang tua Clara sangat bersyukur memiliki Clara sebagai putri mereka.
Tetapi dibalik semua itu mereka
menyayangkan sikap Clara yang selalu menolak semua pinangan yang datang
kepadanya. Bahkan dikampung itu Clara dikenal sebagai gadis yang sombong dan
arogan, sikapnya yang menolak semua pinangan para pemuda yang datang kepadanya
membuat Ia dipandang sebelah mata. Para tetangga bahkan secara terang-terangan
menunjukan sikap tidak sukanya kepada Clara. Tetapi Clara tidak pernah
menanggapinya, Ia tetap bersikap baik kepada siapa saja.
Para pemuda yang datang melamar kepada Clara bukanlah lelaki sembarangan mereka adalah pemuda sukses, berpendidikan bagus, dan bermasa depan cerah. Tapi sayang para pemuda itu tidak ada satupun yang bisa menaklukan hati Clara. Sebenarnya banyak para pemuda yang menaruh hati kepada Clara tetapi niat mereka gugur setelah tahu bahwa banyak para pemuda yang lebih sukses yang juga hendak meminang Clara tetapi ditolak olehnya. Mereka takut pinangan mereka juga bernasib sama dengan para pemuda sukses itu.
Tidak terasa sudah 20 pemuda yang
datang meminang Clara, dan sekarang tibalah pemuda yang ke 21, para warga
sangat yakin bahwa pemuda ini akan diterima oleh Clara. Sebab lelaki ini adalah
lelaki terbaik diantara 20 lelaki yang lain, Ia merupakan anak dari seorang
Kiai terkenal, bukan hanya mapan secara materi, Ia juga merupakan lulusan
Universitas di Kairo sana. Ia adalah lelaki yang bertanggung jawab, sama
seperti Clara, lelaki itu juga sangat memegang teguh Aqidah serta Akhlaknya, Ia
juga merupakan seorang Hafiz Qur’an dan juga Imam Masjid diusianya yang masih muda
Ia sudah diberi tanggung jawab untuk menjadi Imam Masjid terkenal di Ibukota.
Pemuda itu datang dengan
rombongan yang lumayan banyak, didampingi oleh kedua orang tuanya, Ia berniat
untuk melamar Clara. Ia merasa yakin bahwa Clara adalah jodohnya. Bahkan Ia
telah menyiapkan segala keperluan untuk menikah dengan Clara. Tetapi ternyata
pemuda ke 21 itu pun bernasib sama seperti pemuda-pemuda lain, Ia yang tadinya
datang kerumah Clara dengan muka yang berseri-seri, keluar dari rumah itu
dengan muka yang sedih dan kecewa. Para warga yang melihat kejadiaan itu dapat
menyimpulkan bahwa pemuda itu juga ditolak oleh Clara. Para warga tidak habis
pikir dengan pikiran Clara, mengapa Ia bisa menolak calon sebaik lelaki itu,
tapi sekali lagi pertanyaan itu itu tidak pernah terjawab.
Clara sebenarnya tahu yang
dilakukannya menyakiti hati banyak orang, terutama hati para pemuda dan
keluarga mereka, Ia juga tahu bahwa kedua orang tuanya mengharapkan Ia menerima
lamaran pemuda ke 21 tadi. Tapi Ia tidak akan pernah bisa menerima lamaran dari
pria manapun, bukan karena Ia tidak ingin tetapi karena keadaan yang memaksa.
Sebenarnya jauh didalam hati
Clara, Clara juga ingin seperti wanita lain dapat menikah hidup bahagia sampai
tua dengan pasangannya, melihat anak-anaknya tumbuh dewasa dan melepasnya
ketika menikah. Tetapi Clara merasa dirinya tak pantas, sejak kejadian itu
kejadian 5 tahun yang lalu. Saat pesta kelulusan Clara disalah satu Universitas
Negeri dikota sana, Clara menjadi seperti ini.
Sebenarnya sejak lulus SMU Clara
sudah merantau ke kota untuk melanjutkan kuliahnya di salah satu Universitas
Negeri terbaik di Negeri ini, orang tuanya tentu sangat senang saat tahu Clara
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi apalagi di Universitas terbaik. Oleh sebab itu orang tua Clara
mengizinkan Clara untuk kuliah ke kota. Tetapi tanpa diketahui oleh kedua orang
tuanya, ternyata Clara pada saat pesta kelulusan Universitasnya, Clara dijebak
oleh teman—teman wanitanya untuk meminum-minuman yang mereka berikan, ternyata
didalam minuman itu sudah dicampurkan oleh obat tidur.
Keesokan harinya saat Clara sadar
dirinya sudah berada diatas tempat tidur bersama seorang lelaki, lelaki itu
adalah teman satu Universitas dengannya yang ternyata sudah menyukai Clara
sejak dulu, tetapi Clara tidak menyukainya karena lelaki itu adalah lelaki
playboy dan suka mempermainkan hati para wanita.
Setelah sadar dari keterkejutannya Clara hanya dapat beranjak dari tempat tidur sambil melilitkan tubuhnya dengan selimut, dan berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi dan menguyur seluruh tubuhnya dengan air, Ia bahkan tidak memperdulikan tubuhnya yang kedinginan Ia terus menggosok seluruh tubuhnya dan menangisi nasibnya.
Setelah sadar dari keterkejutannya Clara hanya dapat beranjak dari tempat tidur sambil melilitkan tubuhnya dengan selimut, dan berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi dan menguyur seluruh tubuhnya dengan air, Ia bahkan tidak memperdulikan tubuhnya yang kedinginan Ia terus menggosok seluruh tubuhnya dan menangisi nasibnya.
Karena kejadiaan itulah Clara
menolak semua pinangan para pemuda yang datang untuk melamarnya, bukan karena
para pemuda itu yang kekurangan tetapi karena Ialah yang merasa dirinya tidaklah
sempurna, Ia merasa dirinya tidak pantas untuk lelaki manapun.
Ia selalu menangis disetiap lantunan doa yang ia panjatkan untuk meminta pertolongan dan perlindungan serta kekuatan untuk menghadapi semua cobaan yang menimpanya, karena Ia yakin dibalik cobaan yang menimpanya itu untuk menguji cintanya kepada sang kekasih sejati yakni Allah SWT, walaupun Ia tidak akan pernah menikah tetapi Clara merasa bersyukur Ia masih tetap bisa untuk menjadi kekasih Allah SWT Tuhan semesta alam.
Ia selalu menangis disetiap lantunan doa yang ia panjatkan untuk meminta pertolongan dan perlindungan serta kekuatan untuk menghadapi semua cobaan yang menimpanya, karena Ia yakin dibalik cobaan yang menimpanya itu untuk menguji cintanya kepada sang kekasih sejati yakni Allah SWT, walaupun Ia tidak akan pernah menikah tetapi Clara merasa bersyukur Ia masih tetap bisa untuk menjadi kekasih Allah SWT Tuhan semesta alam.
Komentar
Posting Komentar